Wednesday 9 January 2008

Organisasi Pengarang Sastra Jawa Direvitalisasi

Semarang, CyberNews. Sebatang lidi, seberapa pun kuatnya, diyakini tak akan bisa berbuat lebih maksimal dibandingkan dengan seikat sapu. Lidi-lidi yang sudah bersatu-padu dalam wujud sapu tadi bisa optimal menjalani tugasnya untuk meraibkan sampah yang mengotori halaman.

Filosofi sapu itu, agaknya menerbitkan kesadaran pada para sastrawan Jawa menghimpun diri. Membentuk ikatan dan jejaring yang solid di antara mereka. Ya, di penghujung Kongres Sastra Jawa II, yang rampung Minggu (3/9), meneguhkan keinginan untuk menghidupkan kembali Organisasi Pengarang Sastra Jawa (OPSJ), yang sekian lama tak jelas kabarnya. Masihkah bernapas atau telah tiada.

Keputusan untuk merevitalisasi OPSJ, merupakan rumusan atas sejumlah perbincangan, diskusi, dan sarasehan selama tiga pelaksanaan KSJ. Pada pelbagai sesi dan topik ''persidangan'', selalu saja mencuat persoalan sastrawan Jawa yang tak berdaya, ketika berhadapan dengan media, penerbit, dan pasar yang di belakangnya kental dengan aroma kapitalisme.
Mengutip ungkapan Bonari Nabonenar, penulis Jawa produktif asal Surabaya yang juga salah seorang motor KSJ, sambat dan tawang-tawang tangis masih belum sepenuhnya terhindarkan. Dalam banyak hal, sastra (dan sastrawan) Jawa, masih termarjinalkan oleh kahanan. Oleh karena itu, tak bisa tak, sastra Jawa mesti direvitalisasi dan dimudakan kembali. Ya sastra Jawa, ya organisasi pengarangnya.

Tercatat sebagai pendiri ''neo'' OPSJ, sejumlah sastawan yang menghadiri KSJ. Mereka antara lain Arswendo Atmowiloto, Suparto Brata, JFX Hoery, Sri Widati Pradopo, hingga Diah Hadaning. Di luar itu, turut serta para tokoh dan budayawan, semacam Darmanto Jatman, Ahmad Tohari, anggota Dewan Perwakilan Daerah RI Drs Sudharto MA, dan dalang asal Tegal Ki Enthus Susmono.

Untuk mengidupkan kembali organisasi itu, ditunjuklah para panggilut sastra Jawa dari kalangan yang lebih muda, dengan harapan jangkah dan langkahnya lebih panjang. Penulis cerbung ''Saridin Mokong'' Sucipto Hadi Purnomo ketiban sampur sebagai Ketua OPSJ periode 2006-2008. Bersama dia, organisasi itu akan dijalankan oleh Trias Yusuf PUT (wakil ketua), Bonari Nabonenar (sekretaris), dan Trinil (bendahara).

Di samping revitalisasi OPSJ, KSJ II menghasilkan sejumlah rekomendasi. Para sastrawan Jawa memandang perlu dibangun kemitraan untuk penerbitan karya sastra, terutama dalam bentuk buku. Mereka juga merekomendasikan penyederhanaan materi sastra Jawa di sekolah, regenerasi sastrawan Jawa, serta memperluas KSJ menjadi kongres budaya Jawa.

''Secara operasional,'' kata Sucipto, ''OPSJ memperoleh tugas untuk mendorong perwujudan seluruh rekomendasi kepada para pemangku kewenangan pengembangan sastra Jawa.''

Rekomendasi KSJ II:- Revitalisasi Organisasi Pengarang Sastra Jawa (OPSJ) - Kemitraan untuk penerbitan karya sastra Jawa di buku dan media massa- Materi sastra Jawa di sekolah perlu disederhanakan- Regenerasi sastrawan Jawa perlu diupayakan secara maksimal- Kongres sastra perlu diperluas menjadi kongres budaya Jawa

Sumber: Panitia KSJ II
( achiar m permana/cn05 )
Suara Merdeka: Minggu, 03 September 2006 : 22.51 WIB
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0609/03/dar27.htm

0 urun rembug: