Sunday, 13 January 2008

Cerpen Penari Naga Kecil Karya Buruh Migran

Karya satra bisa diciptakan oleh siapa saja, tak terkecuali seorang buruh migran. Hal itu dibuktikan seorang buruh migran asal Indonesia yang bekerja di Hongkong, Tarini Sorrita. Hasil karyanya berupa buku kumpulan cerita pendek (cerpen) berjudul Penari Naga Kecil diluncurkan di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jatim (TBJ), Senin (13/2) malam.

Menurut Tarini saat ditemui di sela-sela peluncuran bukunya mengatakan, dalam bukunya dia banyak menulis tentang kehidupn sehari-harinya sebagai seorang TKI di Hongkong yang sering mendapat perlakuan kurang manusiawi dari majikannya. Selain itu, lewat buku ini dia ingin menunjukkan bahwa TKI juga manusia yang perlu diperhatikan dan tidak diremehkan. ?Dengan menulis saya bisa menuangkan segala keluh kesah , sehingga melalui buku ini saya ingin mengangkat citra para TKI agar tidak lagi diremehkan,? katanya.

Dalam buku itu, Tarini juga membubuhkan kritik-kritik sosial seperti salah satu cerpennya berjuduk Adegan yang menceritakan tentang homo seksual. ?Saya ingin mengajak para homo itu untuk kembali pada fitrahnya dan menjadikan mereka normal kembali, padahal di dunia ini kan masih banyak perempuan, kenapa mesti suka sesama jenis?,’’ ujarnya.

Ketua Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT) Setya Yuwono Sudikan menuturkan, munculnya karya sastra yang diciptakan seorang buruh migran diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berapresiasi dalam dunia seni. ? Kita berharap banyak masyarakat yang terdorong untuk berkarya setelah melihat sosok Tarini,? ungkapnya.

Ditambahkanya, buku yang dibuat Tarini menunjukkan bahwa siapapun kita dan dimanapun kita berada, kita bisa tetap berkarya. ?Meskipun jadi Pembantu, bukan berarti menghalangi seseorang untuk berkarya dan kejadian sehari-haripun yang diceritakan secara sederhana juga mampu dinikmati oleh banyak orang,? katanya. Selain itu, menurutnya adanya sosok Rini menjadikan contoh bahwa pengarang sastra tidak lagi didominasi oleh para intelektual saja.

Hal senada juga dikatakan Pribadi Agus Santoso, Ketua Taman budaya Jatim, bahwa karya Tarini merupakan apresiasi yang perlu ditangkap oleh masyarakat, sehingga memacu dan lebih meningkatkan karyanya meski tidak selalu melalui tulisan.
-cr1, 2006-02-14 10:48:44http://www.d-infokom-jatim.go.id/news.php?id=6395

0 urun rembug: