Monday 21 May 2012

Kongres dan Sumpah BMI, Mau?

Tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan bukti keluarbiasaan (semangat) kebersamaan itu. Carilah sarang semut. Amati baik-baik, betapa indah dan rumitnya. Dan itu dibangun oleh makhluk-makhluk kecil yang bahkan sering luput dari perhatian kita –kecuali mereka sedang menjarah ransum kita.


Indonesia menjadi ada juga berkat kebersamaan, yang dibangun dari kebersamaan-kebersamaan kecil, yang menggumpal menjadi kebersamaan besar terutama pada 28 Oktober 1028 yang kemudian kita kenal dengan peristiwa Sumpah Pemuda itu. Ketika kebersamaan sejati berhasil dibangun, kalah menang sudah bukan urusan, sebab bukan hanya menjauh: lawan sudah lenyap.

Saya membaca, hari-hari belakangan ini sedang kencang-kencangnya bertiup semangat kebersamaan di kalangan BMI, bukan saja yang ada di Hong Kong, melainkan juga di Timur Tengah sana.

Kepercayaan adalah dasar dari sebuah bangunan kebersamaan di dalam berbisnis. Kalau ketidakpercayaan mulai tumbuh di antara orang-oang yang terikat kesepakatan menjalankan usaha bersama, itu adalah kabar buruk pertama, sebelum terjadi persengketaaan secara terbuka, dan/atau kemandegan usaha itu.

Susahnya, seperti yang saya ketahui dari kabarnya, banyak BMI –bukan hanya di Hong Kong, sering mendapat pengalaman buruk dalam upaya membangun ”usaha bersama”: dari yang lebih disebabkan oleh kesalahan teknis maupun yang memang jelas-jelas merupakan korban kejahatan. Kesan yang saya tangkap dan disetujui oleh beberapa teman di Hong Kong adalah: banyak BMI yang terlalu bersemangat ketika diminta menyetor modal usaha. Bahkan, ketika yang meminta menyetor modal itu orang yang berada di Indonesia dan bukan BMI atau mantan BMI, yang mereka kira telah mereka kenal dengan baik.

Apakah jika usaha bersama dibangun oleh sesama BMI berarti tidak ada potensi masalah? Saya yakin, terutama yang sudah berada di Hong Kong lebih dari 5 tahun punya jawaban yang sangat tegas untuk pertanyaan ini.

Yang ingin ditegaskan dengan gambaran-gambaran tadi, sesungguhnya adalah bahwa: sedangkan berusaha sendiri pun sangat mungkin banyak masalah. Apalagi, ketika harus mempersatukan dan membersamakan banyak orang dengan latar belakang watak, pengetahuan, dan selera yang berbeda-beda.

Maka, yang sesungguhnya sangat penting untuk diperhatikan adalah: bagaimana menyiapkan tatanan, aturan, atau mekanisme penyelesaiannya jika timbul beragam masalah di kemudian hari. Jadi, seyogyanya jangan terlalu cepat meyerahkan atau menerima setoran modal bersama sebelum ”peraturannya” jelas dan disepakati oleh semua pihak.

Berapa orang yang sudah menyatakan bergabung di dalam kelompok usaha bersama anda? Sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh orang? Inggat, di Hong Kong saja bisa ada ratusan orang atau bahkan ribuan orang yang berasal dari kabupaten/kota yang sama. Maka, jika anda membangun usaha bersama puluhan orang saja, bukannya tidak boleh, bukannya tidak baik, melainkan: itu masih berupa kelompok kecil, sangat kecil. Itu juga berbeda dengan gambaran mengenai kebersamaan yang sering saya sebutkan sebagai potensi kedahsyatan yang akan menggemparkan dunia, dan membuat para pihak yang selama ini menyepelekan BMI akan terbelalak dan terlongo-longo.

Kecuali, anda bisa menjalin persatuan di antara kelompok-kelompok kecil BMI yang membangun usaha bersama itu ke dalam semangat yang, bisa saja ditandai dengan sebuah kongres yang akan menjadi peristiwa lahirnya Sumpah BMI. Mau?

Apakah kebersamaan sejati yang sungguh dahsyat itu bisa direalisasi au setidaknya semakin didekati? Harapan selalu ada, mengingat, dan tergantung pada Anda, yang, setidaknya sudah membacanya sampai di sini. Apakah Anda akan segera melupakan ini atau akan terus berpikir untuk ikut mengupayakannya? Semua keputusan ada di tangan Anda.

Boleh dikopipaste dan disebarkan ke sesama BMI di mana pun berada, dengan atau tanpa menyebutkan sumbernya. [bom]