Wednesday 9 January 2008

Makin Terpinggirkan: Buku dan Cerita Rakyat Berbahasa Jawa


suarasurabaya.net Buku berbahasa daerah maupun cerita rakyat berbahasa Jawa semakin terpinggirkan. Keberadaannya, terancam dengan RUU Kebahasaan dan hadirnya cerita rakyat dalam versi Bahasa Inggris.

Hal tersebut diungkapkan BONARI NABONENAR Seniman Surabaya dalam diskusi Sastra Jawa “Cerita Rakyat Berbahasa Jawa, Masihkah Mendapatkan Tempat ?” di Magnet Zone, Senin (10/12) sore.

Kondisi ini, kata BONARI pada suarasurabaya.net, sangat memprihatinkan. Bahkan banyak sekolah hanya memberi ruang terbatas untuk bacaan-bacaan berbahasa daerah yang disediakan di perpustakaan.

“Secara formal sudah terlihat bagaimana keberadaan buku-buku berbahasa daerah maupun cerita rakyat berbahasa Jawa diantara buku berbahasa Indonesia dan versi bahasa asing. Apalagi tidak didukung kebijakan esensial terhadap pelestarian budaya daerah,”tukasnya.

Menurut BONARI, dari investigasi di sekolah-sekolah, para guru yang memberikan pelajaran bahasa daerah secara kualifikasinya masih dipertanyakan. Rata-rata guru tidak bisa nembang Jawa, meski mereka tidak harus seorang seniman. Secara kuantitas waktu, sangat minim.

BONARI mengatakan dulu perkembangan bahasa daerah maupun Bahasa Jawa masih cukup bagus dengan adanya penerbit Balai Pustaka. Namun dengan adanya otonomi daerah, rupanya tidak terjadi proses pengembangan misi budaya daerah.

“Saat Balai Pustaka melepaskan misi budaya daerah, seharusnya ini ditangkap pemerintah daerah untuk mengembangkan sendiri sesuai budaya daerah masing-masing. Tapi realisasinya, malah dilepas begitu saja,”ujarnya.

Kata BONARI, ada beberapa daerah yang mencoba mengembangkan misi budaya daerah tapi masih sebatas show up saja. Misalnya, di Karang Anyar Jawa Tengah ada instansi yang dalam satu hari menggunakan bahasa Jawa sebagai komunikasi antar karyawan.

Dari sisi penerbitan, BONARI menjelaskan, masih sedikit penerbit yang mau memproduksi buku bacaan berbahasa daerah. Padahal kondisi ini bisa ditangkap sebagai peluang emas untuk ikut mengembangkan misi budaya daerah, karena masih ada komunitas yang komitmen melestarikan budaya daerah. (tin)



Suara Surabaya [kelana kota]
10 Desember 2007, 16:49:42, Laporan Noer Soetantini
http://www.suarasurabaya.net/v05/kelanakota/?id=9ca4243261041e946e633eaeb549950f200746987

0 urun rembug: