BLITAR - Teater Djarum dan beberapa penyair yang menjadi pekerja PT Djarum Kudus berpartisipasi pada Festival Sastra Buruh, 30 April-1 Mei, di Desa Gogodesa, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Kemarin malam, mereka bersama beberapa seniman berlatar belakang buruh pentas dalam festival itu.
Gogodesa, tempat penyelenggaraan acara, berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat kota Blitar. Mayoritas penduduk desa itu adalah buruh migran. Mereka umumnya menjadi buruh migran di Hong Kong.
Di desa itulah tinggal Bagus Putu Parto, teaterawan yang membantu memfasilitasi festival. Bagus yang membuka usaha pembuatan roti menyediakan tempat cukup luas untuk kegiatan dan penginapan bagi para seniman pengisi acara.
"Ya, kami mengusahakan kegiatan ini secara mandiri. Proposal kami banyak yang ditolak. Apa boleh buat, kami pun mengadakan acara ini dengan semangat kekeluargaan," ujar Bonari Nabonenar, anggota panitia.
Dia menuturkan Festival Sastra Buruh bukan semata-mata kegiatan protes buruh yang identik dengan paham sosialisme atau semacamnya. "Intinya kami hanya ingin berekspresi dengan sentuhan budaya."
Bonari menuturkan gagasan untuk mengadakan cara itu itu terbersit ketika berkenalan dengan seorang buruh migran di Hong Kong yang menulis prosa. Dia terkejut karena buruh migran itu mempunyai karya yang bagus.
"Saya lebih terkejut lagi ketika ternyata tidak cuma seorang yang punya kegemaran menulisk. Banyak sekali. Pada saat workshop pertama saja ada sekitar 105 buruh migran yang ikut," katanya.(son-53)
Suara Merdeka Selasa, 01 Mei 2007
http://www.suaramerdeka.com/harian/0705/01/bud11.htm
0 urun rembug:
Post a Comment