Thursday, 10 January 2008

TRAGEDI BANGSA PEMABUK

sebabkah kita terlalu banyak menumpah api di serambi mekah
maka tuhan mesti menyiramnya dengan air bah

ya allah
musibah macam apalagi yang mesti kami tanggungkan
di dalam larut asyik mabuk lupa daratan
bahkan setelah dalam sekejap kota kami berubah jadi lautan

ya tuhan
ratusan ribu jiwa melayang ditimang diayun gelombang pasang
dan koran pagi mewartakan jiwa-jiwa yang dibunuh ombak pelabuhan
alam yang selama ini begitu sabar bagaikan bunda mencinta anak-anaknya
tiba-tiba menjadi murka karena terlalu banyak dikhianati
gelombang pasang membunuh ratusan ribu orang
di sekitar sabang
belum lama ini
belum lama ini
dan kita pun tersentak tercengang

apakah alam sebegitu kejam
atau sekadar sedang balas dendam
apakah tuhan sedang menghukum
sedang mengujiatau memberi pelajaran
atau sedang melebarkan lapangan
tempat kita melempar aneka macam dan aneka warna bola
dan berebut memasukkannya ke dalam gawang
sambil menyikut dan menginjak-injak saudara-saudara sendiri
kita mabuk dalam pesta kembang api
buah api
daun api
batang api
dan angin api
dan hati kita api

beberapa hari lalu dalam sekejab ratusan ribu tubuh saudara kita jadi bangkai
dan kita menuduh alam telah berbuat aniaya
dan layaknya pemabuk dengan gagah kita berkata
kita adalah para pecinta
tetapi siapakah yang sejak berpuluh tahun lalu
mengembangkan layar dengan serakah
dan mengibar bendera dengan pongah
dan membakar dengan gagah

berjuta jiwa saudara kita melayang diterjang gelombang
keserakahan kita
dan kita makin mabuk dan merasa aman-aman saja
jutaan anak berkembang jadi orang-orang celaka
karena kebiadaban kita
dan kita tetap saja merasa gagah
karena kita telanjur jadi pemabuk
mati bunuh diri pun kemudian kita akan mengambinghitamkan tuhan

baru beberapa hari lalu
ratusan ribu jiwa saudara kita melayang
diterjang gelombang
dan kita tercengang
sejenak
lalu kembali lahap
mengisap keringat
menguliti dan mengganyang
bangkaisaudara-saudara sendiri [b]


gentengkali, januari 2005
DARI BUKU: DUKA ACEH DUKA BERSAMA [DK-JATIM, 2005]

0 urun rembug: