Sunday 13 January 2008

’’Para TKI Penulis adalah Aktivis-aktivis Kebudayaan’’

Dari Diskusi Sastra dan Workshop Penulisan di Milad-10 FLP-HK


Pada Milad-nya yang ke-10 Forum Lingkar Pena (FLP) Hong Kong menyelengarakan Diskusi Sastra dan Workshop Penulisan di Masjid Wan Chai, Minggu, 17 Juni 2007.

Ketua Umum FLP yang juga dosen Sastra Universitas Pajajaran, Drs. M. Irfan Hidayatullah, M.Hum. Pada sesi workshop, M.Irfan mengajak peserta yang berjumlah sekitar 75 orang, baik dari dalam maupun dari luar komunitas FLP, bermain puzzle kata-kata. Para peserta dengan antusias mengikutinya. Lalu, pada sesi diskusi, Ketua Umum yang mengaku tidak pernah mengajukan diri atau melamar untuk menjadi anggota FLP itu mengingatkan para anggota FLP bahwa belakangan ini ada kritik baik dari masyarakat pembaca maupun dari penerbit bahwa karya-karya para anggota FLP cenderung monoton.

’’Kita (FLP, Red) sudah punya hubungan baik dengan penerbit. Naskah-naskah kita selalu ditunggu-tunggu. Tetapi, janganlah hal itu lalu meninabobokan kita,’’ lebih kurang demikian seruan M. Irfan.

Bonari Nabonenar yang juga didapuk jadi salah seorang narasumber pada acara tersebut mengatakan bahwa para TKI yang menulis disadari atau tidak telah meembangun proyek luar biasa besar, proyek kebudayaan, yang bertujuan menggiring bangsa ini ke arah yang lebih baik, menjadi bangsa yang membaca.

Menurut Ketua Paguyuban Pengarang Sastra Jawa (PPSJ) itu, kenyataan itu merupakan salah satu keajaiban dari kiprah para TKW Hong Kong yang sejak 2005 - 2007 telah menerbitkan tak kurang dari 10 buku fiksi, termasuk buku motivasi fenomenal karya Eni Kusuma, TKW asal Banyuwangi.

’’Karenanya, menurut saya, layak kalau para TKI yang menjadi penulis itu disebut sebagai aktivis kebudayaan. Luar biasanya, mereka berkarya untuk ranah kebudayaan ini tanpa sokongan apa pun dari pemerintah,’’ kata Bonari. [tnr]

Intermezo Juni-Juli 2007

4 urun rembug: