Duta Buruh Migran Indonesia (BMI Franky Sahilatua dan Rieke Dyah Pitaloka hadir di Malang untuk sosialisasi perlindungan terhadap BMI. Acara tersebut digelar oleh Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) DPC Malang, Minggu (27Januari 2008), di Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Ketua SBMI DPC Malang Jiati Ningsih mengungkapkan hal itu kepada media ini, Jumat (18/01), di Koperasi TKI Purna Jaya Makmur.
JIATI Ningsih mengungkapkan, Franky S dan Riake Dyah Pitaloka sebagai duta BMI akan tampil dalam diskusi panel dan berbicara tentang pentingnya perlindungan bagi BMI. Bersama dua artis ibukota tersebut, juga akan tampil beberapa narasumber lain, yakni mantam BMI, BNP2TKI, Komisi 9 DPR RI, Disnakertras Kabupaten Malang.
Kegiatan yang dipusatkan di lapangan Desa Sumberagung, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang itu, menurut Jiati, akan dibuka oleh Bupati Malang Sujud Pribadi yang sekaligus bertindak sebagai keynote speaker. Selain diskusi panel, kegiatan tersebut juga akan diisi dengan pentas teater, bazar, dan panggung hiburan.
Ketua SBMI DPC Malang itu lebih lanjut mengatakan, resiko yang dihadapi BMI sangat besar. ’’Resiko yang mereka hadapi sejak dari masa perekrutan, penampungan, saat bekerja hingga kembali ke kampung halaman. Resiko tersebut di antaranya adalah penipuan oleh calo dan oknum yang tidak bertanggungjawab terhadap calon BMI pada masa perekrutan; pemalsuan domuken saat BMI berada di penampungan PPTKIS; PHK sepihak, tidak digaji, pemukulan, pelecehan seksual hingga perkosaan menjadi hal yang biasa didengar ketika mereka bekerja di rumah majikan di luar negeri. Juga penipuan dan pemerasan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ketika BMI melakukan perjalanan pulang ke kampong halaman bukan lagi cerita asing,’’ kata Jiati Ningsih yang juga ketua Koperasi TKI Purna Jaya Makmur.
Menurut Jiati, minimnya pengetahuan dan akses akan informasi tentang bekerja ke luar negeri bagi calon BMI dan anggota keluarganya merupakan penyebab utama terjadinya kasus-kasus tersebut. Sumber informasi yang benar mengenai bekerja ke luar negeri, dikatakan Jiati, masih sangat langka didapat.
Agar kasus-kasus kelabu yang dialami BMI dapat diminimalisasi, bukan malah meluas, SBMI DPC Malang bekerjasama dengan para kepala desa se-Kecamatan Ngantang, menggelar sosialisasi tentang perlindungan BMI tersebut. ’’Dari kegiatan ini diharapkan adanya system dan kesadaran berbagai pihak untuk melindungi dan memenuhi hak-hak BMI dan anggota keluarganya,’’ kata mantan BMI Taiwan dan Hong Kong itu.
Sosialisasi perlindungan BMI, menurut Jiati, penting diadakan di Malang karena minat masyarakat Kabupaten Malang untuk menjadi BMI sangat besar. Karena besarnya minat masyarakat Kabupaten Malang menjadi BMI, Kabupaten Malang masuk hitungan lima besar pengirim BMI ke luar negeri. Untuk Jawa Timur, Kabupaten Malang juga tercatat sebagai kabupaten terbanyak kedua yang memiliki kantor PPTKIS terbanyak.
Dalam catatan SBMI DPC Malang jumlah BMI dan remittance yang diterima Kabupaten Malang sangat besar. Tahun 2006, BMI dari Kabupaten Malang berjumlah 3390 orang, sedangkan tahun 2007 berjumlah 4467 orang. Remittance tahun 2006 sebesar Rp 943.179.725.135, sedangkan tahun 2007 sebesar Rp 107.858.015.606. [KUS/PUR]
0 urun rembug:
Post a Comment