Thursday 10 January 2008

TKW Hong Kong Bangun Proyek Besar Untuk Jadi Bangsa Pembaca

Kapanlagi.com - Sastrawan Bonari Nabonenar mengemukakan bahwa para penulis fiksi dari tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia yang bekerja di Hongkong kini telah membangun proyek besar untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa pembaca.

"Mereka telah membangun proyek luar biasa besar, proyek kebudayaan, yang bertujuan menggiring bangsa ini ke arah yang lebih baik, menjadi bangsa yang membaca," katanya dalam makalah untuk diskusi dan pelatihan menulis sastra di Hongkong, Minggu yang dikirimkan lewat email.

Menurut Ketua Paguyuban Pengarang Sastra Jawa (PPSJ) itu, kenyataan itu kerupakan salah satu keajaiban dari kiprah para TKW Hongkong yang sejak 2005 - 2007 telah menerbitkan 10 buku fiksi, termasuk buku motivasi fenomenal karya Eni Kusuma, TKW asal Banyuwangi.

"Karenanya menurut saya layak kalau teman-teman TKW yang menjadi penulis itu disebut sebagai aktivis kebudayaan. Luar biasanya, mereka berkarya untuk ranah kebudayaan ini tanpa sokongan apapun dari pemerintah," katanya.

Pada kegiatan yang digelar Forum Lingkar Pena (FLP) Hongkong itu dia mengemukakan bahwa negeri Hongkong yang dihuni sekitar 100 ribu orang Indonesia yang semuanya perempuan, kini terdapat puluhan penulis produktif.

"Maka, jika kita berbicara tentang pertumbuhan sastra Indonesia, di manakah tempat yang paling subur? Kini kita sudah tahu jawabnya," katanya.

Dikatakannya, kegiatan menulis yang dikerjakan para TKW itu telah ikut meningkatkan derajat mereka dari sekedar pekerja rumah tangga (pembantu-red), meskipun secara materi mereka justru mendapatkan lebih daripada profesi yang dipandang paling tinggi di Indonesia sendiri.

"Inilah juga hebatnya, lonjakan derajat penghasilan di kalangan pekerja rumah tangga yang menulis itu dibarengi dengan lonjakan derajat pemikiran dan wawasan yang segera mengingatkan saya pada tokoh Semar di dalam dunia pewayangan," katanya.

Semar, katanya, adalah seorang dewa yang sehari-hari hidup di dunia "manusia" sebagai "rewang", "batur" atau pembantu. Pelatihan yang digelar dalam rangka menyambut ulang tahun (milad) ke-10 FLP itu dilaksanakan Islamic Union, Wan Chai, Hongkong dengan menghadirkan pembicara lain, dosen sastra Universitas Padjadjaran Bandung, M Irfan Hidayatullah.(*/erl)

KapanLagi.com:Minggu, 17 Juni 2007 10:41

0 urun rembug: