Friday 4 January 2008

MENUJU JAWA TIMUR MELEK TEKNO

Internet, Kulkas, dan Celana Dalam


Beberapa waktu lalu ada sebuah artikel opini di halaman Metropolis ini yang menarik perhatian saya (maaf, saya lupa judul, nama penulis, dan tanggalnya) berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi (dalam hal ini: internet) dan kunjungan DPRD Jatim ke Belanda dalam rangka pelurusan sejarah (hari jadi Surabaya?). Pada bagian akhir tulisan itu, seingat saya, penulis menegaskan bahwa seandainya para anggota dewan itu melek teknologi (internet), bisa jadi anggaran untuk kunjungan itu bisa dihemat. Nah, melalui tulisan ini saya hanya ingin menambahkan beberapa hal yang mungkin bisa dianggap sebagai informasi atau setidaknya sebagai keluhan-keluhan.

Sebelum penyelenggaraan Festival Sastra Buruh di Kabupaten Blitar (awal Mei 2007) panitia acara itu mengirim proposal (hard-copy) kepada Bupati (Blitar) untuk meminta bantuan dana. Selang beberapa waktu kemudian Panitia melacak-nya ke Kantor Pemkab Blitar dengan maksud untuk mengetahui apakah Bupati berkenan memberikan bantuan dana atau tidak setelah ditunggu-tunggu tidak ada kontak balik, baik melalui email, telepon, maupun surat biasa. E, ternyata Panitia memperoleh jawaban bahwa proposal itu hilang. Maka, untuk memberitahu dan syukur-syukur dapat bantuan dana, saya berniat mengirimkan proposal ke para Bupati/Walikota di Jatim untuk acara yang rencananya kami gelar mulai akhir Agustus 2007 ini, yakni Pameran Foto Keliling Jatim: Hong Kong dan TKI Kita.

Mula-mula saya mencari email para bupati/walikota itu dengan masuk ke situs kabupaten/kota di Jawa Timur melalui www.jatim.go.id. Ternyata, di antara 38 kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur ada sebuah kabupaten yang situs-nya tidak terdaftar di situ (jangan-jangan memang tidak punya?) yakni Kabupaten Trenggalek. Saya yang lahir dan hingga kini masih ber-KTP Trenggalek tidak perlu berkecil hati, karena ada beberapa kabupaten yang ternyata situs-nya tidak terpelihara dengan baik, dan bahkan hanya ada namanya saja yang ketika di-klik hanya mengantar ke ’’lahan kosong.’’

Patut disayangkan pula, situs milik Kabupaten Tuban, misalnya, memperlihatkan pengumuman --yang mestinya hanya ditujukan ke dinas-dinas/instansi di lingkupnya-- kepada pengunjung. Pengumuman itu dikirim (di-up-load) oleh ’Admin’ pada 08 Nop 2006 pukul 15:59, bunyi selengkapnya sebagai berikut: ’’Demi lengkapnya informasi yang ada dalam situs resmi Pemda Kab. Tuban Jatim ini, diharapkan segenap jajaran dinas dan instansi untuk melakukan update data. Data dapat dikirim melalui email ke admin@tuban.go.id. Terima kasih atas kerjasamanya.’’

Bayangkan, hampir setahun dan pengumuman itu masih berlaku!

Kabupaten dan Kota Blitar adalah contoh yang rajin dalam hal up-date data, terutama menyangkut berita. Tetapi, saya juga melihat kabupaten lain yang tampaknya rajin meng-up-date berita-beritanya tetapi tampak cari gampangnya saja, misalnya dengan meng-copy-paste berita-berita dari Radar-nya Jawa Pos. Saya hanya mengamati secara sekilas saja memang, tetapi saya cukup terkejut dengan penemuan itu.

Simpulan saya secara umum, baik yang tampak rajin meng-up-date data (berupa berita-berita) dan apalagi yang malas, tidak satu pun situs kabupaten/kota di Jawa Timur layak mendapatkan pujian. Soal desain, itu soal nanti. Dalam hal data, rata-rata sangat miskin. Paling-paling daftar pejabat, instansi, termasuk nama-nama bupati/walikota terdahulu. Potensi daerah, apakah dalam bidang budaya/seni, produk unggulan, sangat kurang diperhatikan. Bahkan, beberapa kabupaten/kota, jika kita hanya melihat situs-nya, seolah mereka berkata, ’’Maaf, kami tidak punya produk unggulan.’’ Betapa menyedihkannya, bukan?

Di tataran instansi, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur boleh dimasukkan ke dalam kategori lumayan. Tetapi, juga berarti termasuk lumayan ribet desainnya. Ada versi www.dikbudjatim.go.id (sebagai portal) yang nge-link ke beberapa situs, di antaranya www.pdankjatim.net. Nah, melalui situs www.pdankjatim.net inilah, kita bisa masuk ke dalam web forum yang dimoderatori oleh Cahyadi Arif Sandi, Aenvhira, Febrianto, dan Isnendy. Di web forum ini ada topik Umum subtopik Segala Macam yang dibiarkan dimasuki gambar porno, termasuk iklan obat kuat bersenggama di: http://www.pdankjatim.net/forum/viewtopic.php?t=12.

Pada situs kabupaten/kota yang saya temukan masih dalam keadaan aktif pun rata-rata sangat susah menemukan email-nya. Yang biasanya dipasang hanya email webmaster (pemelihara situs), sehingga kita sangat susah untuk mengirimkan surat elektronik kepada bupati/walikota atau para kepala dinasnya. Kita tahu, jika para kepala dinas itu, apalagi bupati/walikota, tidak akan punya cukup waktu untuk membaca dan apalagi membalas sendiri surat-surat elektronik (email) yang masuk. Tetapi, bukankah alamat itu penting? Jika nomor telepon-nya saja ditampilkan, mengapa email-nya tidak? Ataukah memang tidak punya? Hari gini, jadi pejabat publik nggak punya email? Wathatha…!

Nah, beberapa bupati/walikota yang ’’email pejabat’’ (untuk membedakannya dengan email pribadi)-nya dipasang, saya kirimi Proposal Pameran Foto Keliling Jawa Timur: Hong Kong dan TKI Kita itu. Hasilnya, tak satu pun berbalas! Sudah sebulan lalu saya mengirimkannya. Padahal, tampaknya, email yang saya kirim itu masuk ke mail-box mereka (biasanya email yang tidak sampai ke tujuan karena kotak penyimpannya penuh atau salah tulis alamat akan kembali secara otomatis dilengkapi keterangan dari provider atau apalah namanya).

Berbasis teknologi informasi (termasuk pemanfaatan teknologi internet) Untung Subagyo Bupati Sragen, Jawa Tengah, telah membuktikan keberhasilannya di bidang layanan publik. Itu hal yang patut disadari dan dicontoh oleh para bupati/walikota di Jawa Timur jika tidak ingin digambarkan seperti tetangga saya yang memiliki kulkas untuk menyimpan celana dalam.

Sumber: Jawa Pos

0 urun rembug: