Friday 22 February 2008

TERMINAL ADALAH WAJAH KITA JUGA


’’Upaya penataan alur bus kota di Terminal Purabaya sempat diwarnai kisruh. Kamis malam (21/2), Friske Wirawan, seorang kondektur bus kota trayek F, dikeroyok petugas terminal. Akibatnya, selain matanya lebam dan ulu hatinya sakit, iga kiri Miko-sapaan Friske-retak. Menurut kesaksian sejumlah saksi mata, Kepala UPTD Terminal Purabaya Eddi turut terlibat baku hantam.’’ Demikian paragraf pertama sebuah berita di halaman Metropolis Jawa Pos hari ini, Sabtu 23 Februari 2008 yang dijuduli Kondektur Melapor Dikeroyok Petugas Terminal.

Paragraf akhirnya makin mengejutkan, begini:

’’Di sisi lain, Eddi mengakui pihaknya tak segan-segan untuk menempeleng kondektur dan sopir yang nakal. Hal ini dilakukan untuk menegakkan aturan yang telah disepakati. --Masalahnya, saya berurusan dengan kondektur. Hal-hal seperti itu sangat mungkin sering terjadi, katanya’’

Eddi yang disebut-sebut itu ialah Kepala UPTD Terminal Purbaya atau yang juga dikenal sebagai Terminal Bungurasih.

Apakah aneh apakah bodoh, ya? Apakah sebuah terminal sedemikian potensialnya membuat seseorang, bahkan pejabat yang di awal pengangkatannya sebagai PNS pun sudah terima kursus prajabatan itu menjadi preman? Tindakan kampleng-mengampleng, dalam kasus pelanggaran disiplin oleh awak bis seperti diberitakan Jawa Pos itu? Mengapa mesti pakai kekerasan seperti itu?

Panggillah pihak manajemen perusahaan jasa angkutan tempat kondektur itu bekerja, pakailah foto (sekarang kamera didital kan bukan barang mahal untuk petugas terminal sebesar Purabaya, bahkan HP murah pun sudah pakai kamera pula) atau rekaman CCTV untuk menunjukkan bahwa kondektur itu benar melanggar. Lalu, kasih ultimatum itu perusahaan, jika tidak bisa menindak karyawannya. Kalau pihak Terminal punya mekanisme penegakan disiplin dan tatatertib, apakah ada prosedur tempelengan macam yang terjadi itu? Jika tidak, kita akan melihat, apakah Kepala UPTD Terminal Bungurasih itu akan menerima sanksi, hukuman, dari atasannya. Kita tunggu beritanya. Atau, kita malah akan mendapatkan berita tentang kekerasan yang lain lagi sebagai penyempurna kesan umum bahwa terminal kita sedemikian bobroknya, bahwa kadang yang menterang hanya bangunan fisiknya.

Termial adalah wajah kita juga. Wajah bangsa Indonesia! []

Baca beritanya di sini

0 urun rembug: