Wednesday, 27 February 2008

MASIH BANYAK PENJAJAH DI SEKITAR KITA

Oleh: Darling WirastriHari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia kembali disambut dengan berbagai-macam kesibukan. Ada yang buru-buru mengecat pagar dan rumah, ada yang memangkasi pohon-pohon ditepi jalan agar kerimbunan daun-daunnya tak menenggelamkan kemeriahan berbagai umbul-umbul, rontek (bendera kecil), dan lampu warna-warni yang akan segera dipasang. Para ibu muda yang tergabung dalam organisasi PKK (jangan dipanjangakan jadi :perempuan kurang kerjaan) pun sibuk berlatih paduan suara. Para remaja karang taruna tak ketinggalan pula. Pokoknya...

Fungsi Straregis Sastra Siber

Catatan Kecil dari PSN XII, Singapura, 13-14 September 2003Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN) XII digelar di Hotel Meritus Oriental Singapura, 13 – 14 September 2003. Para sastrawan yang menulis dengan bahasa Melayu, dari Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan tuan rumah Singapura hadir dalam acara tersebut. Dari Indonesia ada Dr Taufik Ismail, Jamal D Rahman, Viddy AD Daery, Dr Suminto A Sayuti (sebagai pembicara), Hamid Jabbar, Helvi Tiana Rossa, Hamdy Salad, Agus R Sarjono, dan utusan dari Dewan Kesenian Jawa Timur, selain Viddy AD Daery...

Lebih dari Sekadar Ciuman

Judul: Gallery of KissesPenerbit: Eksotika Karmawibangga Indonesia (EKI)Penulis: Seno Gumira Adjidarma…Tebal: 153 halamanTergolong unik, seperti judulnya, Gallery of Kisses (GK) kumpulan cerita pendek tentang ciuman. GK memang galeri (cerpen) ciuman. Tetapi beberapa di antaranya juga bercerita tentang ciuman “dan selanjutnya”. Misalnya yang terdapat pada cerpen Tommy F Awuy berjudul Ciuman di Arnhem. Simak kutipannya ini: “Tapi, soalnya sekarang Marianne memintaku untuk melakukannya bukan hanya sekedar adegan teater. Nah, dia sudah menanggalkan...

Gubernur untuk Rakyat

Ini bukan analisis politik, tetapi hanya sekadar uneg-uneg seorang warga masyarakat Jawa Timur yang merasa geregetan untuk ikut mengajukan pendapat seputar Pilgub Jatim. Maka, jika banyak yang terasa ganjil, jangan diolok-olok. Jika kelak ada yang sudi meluruskannya dengan ’’bahasa rakyat’’ pastilah saya akan sangat berterima kasih.Pilgub Jatim yang kini baru pada tahap pendaftaran balon sudah terasa sebegitu seru. Buktinya, di Jawa Pos saja, sekian banyak artikel muncul, belum lagi yang di media lain. Opini, berita, silih muncul. Bahkan, tulisan-tulisan...

Cacingen

Cacingen, adalah istilah Jawa yang kadang diindonesiakan menjadi cacingan. Maksudnya adalah jika di dalam tubuh manusia atau pun binatang terdapat cacing parasit yang mengganggu kesehatan. (Eh, apa cacing juga bisa cacingen, ya?) Orang, biasanya anak kecil, jika cacingen dan tak segera diatasi, badannya akan menjadi kurus dan perutnya membuncit. Hi, mengerikan! Tapi, ini cerita tentang seorang perempuan, hitam, tinggi-besar, nyaris mirip Layla Ali,...

SUPRIHATIN

Mungkin, orangtua itu berharap agar anaknya kelak jadi orang yang tabah, tegar, kuat lahir-batin, termasuk kuat menghadapi situasi kritis. Kuwat nandhang prihatin. Prihatin itu sendiri bisa bermakna kondisi batin karena menghadapi sesuatu hal (yang tidak baik), tetapi dapat pula berarti lelaku. Tirakat, seperti yang biasa dilakukan oleh orang Jawa, misalnya dengan mbrokoh (berpantang makan nasi dan lauk pauk), hanya memakan sayuran, memakan pala atau buah, atau umbi yang termasuk dalam kategori: pala gemandhul (menggantung), pala kependhem (di...

Saputangan Gambar Naga: Potret Keliaran Imaji Suparto Brata

(1)Keberadaan saya di sini, sekarang ini, bisa jadi akan terasa sebagai sebuah penghormatan jika saya telanjur besar kepala, tetapi sesungguhnya tak kurang dan tak lebih adalah sebuah ’penganiayaan’. Bayangkan, seorang Bonari yang secara usia layak jadi cucu, dan secara kekaryaan --dalam jagad kepengarangan— tak akan lebih dari seorang cicit-cuit Suparto Brata (SPTBT) tiba-tiba didapuk untuk berbicara, berkomentar, tentang karya SPTBT, Saputangan Bergambar Naga (SGN).Tetapi saya pikir-pikir, keadaan ’teraniaya’ ini bisa jadi bagian dari proses...

Belajar dari Munyuk

Pagi itu, Minggu (1/8) di Pendapa Taman Budaya Jawa Timur berlangsung Festival Tandhak Bedhes. Ada puluhan monyet diadu ketrampilan, kelucuan, dan ketangkasannya. Dengan iringan musik ketipung tabuh: thung-thung-thung-trung-thung-dhung, si bedhes alias monyet yang dipacaki seperti manusia, pakai baju dan celana, bahkan dilengkapi rumbai-rumbai, menari-nari. Pemiliknya yang sekaligus bertindak sebagai ’’sutradara’’ pun memberikan komando, kadang cukup dengan kata-kata, ’’Unyil pergi ke pasar…!’’ atau langsung menyodorkan peralatan atraksi yang harus...

Menulis Itu Pekerjaan Mulia

Pada tahun 1990 saya menghadiri Pestival Penyair Jawa dan Seminar Nasional Puisi Jawa di Gedong O IKIP Ketintang Surabaya. Begitu saya datang, beberapa teman yang datang lebih dulu memberi tahu saya bahwa saya dicari Pak Suripan. Saya bertanya-tanya, ada apakah gerangan seorang Suripan mencari saya, yang, waktu itu sebagai penggurit pun saya masih tergolong pemula? Benar, ketika melihat saya, Pak Suripan melambaikan tangannya, memanggil saya. “Ke sini!” hanya itu yang diucapkannya, sambil bergegas ke tempat duduknya, di barisan paling depan di...

TELEVISI

Cerpen Bonari NabonenarBulan tua. Bintang-bintang tak secerah biasanya. Malam yang gelap itu pun menggerayangi Desa Pagerwatu. Juga, dinginnya angin malam musim kemarau. Aroma daun-daun kering tersebar ke mana-mana. Kembang cengkih, harumnya semakin menyesakkan dada. Anak-anak, para remaja, bahkan yang tua-tua, seperti berebut meninggalkan surau Kiai Kosim yang ada di salah satu pojok Desa Pagerwatu, begitu salat isyak usai. Beberapa anak berlari dengan obor atau lampu senter, seperti berlomba untuk segera sampai di rumah Pak Mardi. Mereka lalu...

Monday, 25 February 2008

Budaya Jawa Dianggap 'Tak Layak Pakai'

Budaya Jawa, sebagai ladang persemaian nilai-nilai Timur, kini mulai mengering. Bahkan, ekspresi-ekspresi seni pun kini mulai sulit tumbuh di wilayah komunitas budaya Jawa. Seni-seni Jawa, baik seni rakyat maupun seni keraton, kini makin terpinggirkan oleh berbagai bentuk seni modern yang lebih mampu menarik minat publik.Lebih dari itu, menurut beberapa pengamat budaya Jawa, saat ini bahkan terjadi semacam dekadensi nilai moral, etika dan budi pekerti yang sangat akut di kalangan generasi muda Jawa. Masyarakat Jawa sendiri kini justru menganggap...

KRITIKUS SASTRA KITA YANG KEBINGUNGAN

Oleh : R GiryadiApa yang diungkapkan oleh Emmanuel Subangun terhadap kondisi sastra di Jawa Timur, di Temu Sastra Nusantara 25 November 2006 di Taman Budaya Jawa Timur (TBJT) lalu, sebagaimana terungkap juga dalam tulisan Tjahjono Widarmanto (Kompas, 9-12-2006), memang bisa memancing perdebatan. Menurut Emmanuel, di Jawa Timur, tidak ada lagi sastrawan. Kalaupun ada, menurut Emmanuel, mereka membuat karya sastra hanya untuk klangenan, iseng, tidak ada maknanya, dan membingungkan. Masalah utama dalam ungkapan Emmanuel Subangun ini adalah, parameter...

Friday, 22 February 2008

TERMINAL ADALAH WAJAH KITA JUGA

’’Upaya penataan alur bus kota di Terminal Purabaya sempat diwarnai kisruh. Kamis malam (21/2), Friske Wirawan, seorang kondektur bus kota trayek F, dikeroyok petugas terminal. Akibatnya, selain matanya lebam dan ulu hatinya sakit, iga kiri Miko-sapaan Friske-retak. Menurut kesaksian sejumlah saksi mata, Kepala UPTD Terminal Purabaya Eddi turut terlibat baku hantam.’’ Demikian paragraf pertama sebuah berita di halaman Metropolis Jawa Pos hari ini,...

Wednesday, 20 February 2008

ULANGTAHUN SASTRAWAN INDONESIA

[001] A.A. Navis Padang Panjang, 17 November 1924[002] Abdoel Moeis (Solok, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 - Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959) [003] Acep Zamzam Noor (lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 28 Februari 1960) [004] Achdiat Kartamihardja (lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat, 6 Maret 1911. [005] Adinegoro (lahir 14 Agustus 1904 di Talawi, Sumatera Barat, meninggal 8 Januari 1967 di Jakarta[006] Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948) [007] Tengku Amir Hamzah adalah seorang sastrawan Indonesia angkatan...

Sastra Jawa Tidak Lagi Agraris

MALANG, MINGGU – Kwalitas dan kwantitas karya cerita pendek dan puisi berbahasa Jawa, "cerita cekak" dan "geguritan" sudah cukup banyak mengalami perubahan, sebagaimana tampak pada naskah yang masuk pada sayembara yang diselenggarakan Yayasan Karmel, pengelola sekolah Katolik di Jawa Timur. Hasil sayembara ini diumumkan Minggu hari (27/1) yang dihadiri sekitar 200 orang guru dan peminat sastra Jawa di Jawa Timur dan beberapa kota lain di tanah air.Sebanyak 13 juara "cerita cekak" (cerkak) dan 13 juara "geguritan" terpilih pada sayembara yang dilaksanakan...

Tuesday, 19 February 2008

Pengantin Baru, Nyamuk, Surat!

Pengantin Baru Senja, bagi para sastrawan, terutama penyair, sering dilukiskan dengan sedemikian indahnya. Betapapun, ia adalah batas waktu antara siang dengan malam. Betapapun, ia, senja itu, adalah pula kabar buruk, segera berlalunya waktu terang dan akan segera tibanya waktu gelap. Sepasang pengantin baru, tampaknya akan lebih memandang senja sebagaimana penyair memandangnya: senja begitu indahnya! Maka, bayangkanlah, sepasang pengantin baru...