Thursday 2 September 2010

TIKUS DI PERUT SAYA

:sambil mengenang nyawa manusia
yang dipermainkan manusia lainnya


ini kisah nyata
tentang tikus sebenar-benarnya
tempatnya pun hanya di sebuah rumah
dekat sawah
jauh dari mewah
dan pangkal pohon mangga

seekor tikus sebenar-benarnya
masuk perangkap kemarin agaknya
semalam ketahuannya
baru pagi ini saya hendak mengeksekusinya
di bawah pohon mangga
seperti tiga ekor pendahulunya
yang sekarang sudah almarhum semua

seekor tikus sebenar-benarnya
di dalam perangkap di rumah saya
pagi ini jadi setengah lusin jumlahnya
lima ekor indhil-indhil merah semua
agaknya semalam mereka dilahirkan
dari dalam perangkap
tangis mereka merayap
menyergap telinga

dan serta-merta grasi pun saya berikan
dengan sukarela
tanpa tekanan
apalagi paksaan
karena sejahat-jahat saya
kebinatangan pun harus beradab

sungguh saya tak tahan
menatap wajah mereka
berlama-lama
dan karenanya saya lebih memilih risiko
didakwa menyebarkan kebohongan
hanya karena tidak bisa menunjukkan
: foto mereka

dengarlah tangisan itu
kini berubah menjadi tawa
di tingkah suara lagu gembira
dari bawah pohon mangga:

kami beruntung kamu sudi melahirkan kami
membuat kami bisa bicara bahkan bernyanyi
kami binatang dan kamu manusia
tapi kita punya tuhan yang sama


padahal aku hanya tak mau muntah
atau membiarkan mereka berlama-lama
di dalam perut saya


1 September 2010

0 urun rembug: