Friday 1 August 2008

TKW Hong Kong Bantu Korban Banjir di Ngawi dan Ponorogo

oleh : Masuki M. Astro

Ponorogo, 16/1 (ANTARA) - Sejumlah TKW Indonesia yang bekerja di Hongkong dan tergabung dalam "Nongkrong Bareng Fans" (NBF) mengumpulkan dana untuk membantu korban banjir di Kabupaten Ngawi dan Ponorogo, Jatim.


Tania Roos, salah seorang TKW Hongkong yang bertugas mengantar bantuan itu di Ponorogo, Rabu mengemukakan, bantuan pertama akan disalurkan ke korban banjir di Ponorogo. Pihaknya kini berkoordinasi dengan Satlak PB setempat.

"Jumlahnya memang tidak terlalu banyak, tapi ini merupakan bentuk kepedulian teman-teman TKW di Hongkong untuk meringankan beban saudara-saudara kita. Masing-masing untuk Ponorogo dan Ngawi ada uang Rp2 juta," katanya.

TKW asal Malang Selatan itu mengemukakan bahwa aktivis NBF yang berjumlah sekitar 70 orang "bergerilya" mengumpulkan dana ketika mendengar kabar adanya banjir di sejumlah daerah di Indonesia.

"Ketua NBF, Esti Rahayu meminta saya mengantarkan bantuan ini. Untuk di Ponorogo ini Satlak PB meminta uang tersebut dibelanjakan dalam bentuk kebutuhan pokok saja sebelum disalurkan ke warga yang membutuhkan," katanya.

Sementara untuk mengantar bantuan ke Ngawi pihaknya masih kesulitan karena masih menunggu keluarga TKW yang bisa dimintai bantuan untuk menyalurkan dana tersebut.

TKW yang juga penulis cerpen itu mengemukakan bahwa pengumpulan dana untuk korban bencana merupakan program rutin setiap tahun. Bantuan yang telah disalurkan NBF yang berdiri tahun 2005 itu antara lain ke korban Lapindo, gempa Yogyakarta, penyakit aneh di Magelang dan masyarakat miskin di Ponorogo tahun 2006.

"Selain aksi sosial, NBF juga ikut peduli pada pelestarian budaya atau tradisi yang dimiliki bangsa ini serta juga mengikuti perkembangan seni modern. Kami juga menggelar secara rutin kegiatan rohani, seperti pengajian bersama," katanya.

Sementara Bonari Nabonenar, penggerak sastra buruh migran yang ikut mendampingi Tania mengemukakan, bentuk kepedulian para TKW itu hendaknya menjadi teladan bagi elemen masyarakat lainnya untuk ikut peduli.

"Ini merupakan contoh, bagaimana para pekerja yang jauh dari sanak keluarganya masih bisa dan mau memikirkan penderitaan orang lain. Ini teladan yang sangat baik buat kita semua," katanya. [ANTARA-16 Jan 2008 09:03:49]

0 urun rembug: