LEBARAN [1]
"kau datang ketika aku bersuka
ketika aku dirundung duka
di manakah kau berada?"
LEBARAN [2]
ini lebaran pertamaku
tanpa kartu merahjambu
...tanpa baju dan sarung baru
ini lebaran pertamaku
tanpaisak tanpasedu
LEBARAN [3]
kau datang dengan muka layu
tersedu meminta maafku
...sambil mengingatkan bahwa dahulu
begitu tega kau menyakitiku
LEBARAN [4]
makin banyak te-ha-er
makin lebaran
makin banyak uang
...makin lebaran
--demikianlah tuan tanah punya pikiran
LEBARAN [5]
pulang kambung
mudik lebaran
...mendapati bebukitan
yang dulu hutan
adi ladang singkong dan sayuran
dan sesunguhnya manusia telah menerima apa adanya
dunia sebagai ladang mereka
yang telah dipasrahkan tuhan seutuhnya
untuk dikuasai sepenuh-penuhnya
LEBARAN [6]
saling memaafkan
tak selalu berkaitan dengan
...tinjauan kembali atas perceraian
:
sebab boleh dibayangkan
betapa sibuknya kantor urusan
hubungan lakilakiperempuan
saat lebaran
LEBARAN [7]
bagaimana kita meminta maaf
kepada bukit ranggas
dan kalimati
bagaimana kita meminta maaf
kepada hutan perawan yang bertahun kita gagahi
dan melahirkan anak-anak pengungsi
bagaimana kita meminta maaf kepada langit
yang tak henti kita bisingi
dengan lantunan ayatayatsuci
yang kita sunati di sana-sini
2010
LEBARAN [8]
berapa keping recehan dicecerkan rang kota
di kampung-kampung saat lebaran
sebelum mereka kembali mengusung
perempuan-perempuan lugu
dan lakilaki perkasa
--sedang aku dengan sukarela
membetot diri ini dari desa
tercinta
LEBARAN [9]
tahu salah dan meminta maaf menunggu lebaran
seperti terkilir hari ini dan dipijetke tahun depan
LEBARAN [10]
si kuncung pun berlebaran dengan gembira
ia senang dengan baju barunya
walau sarungnya usang dengan sedikit tambalan
’’berbahagialah nak
walau baru bisa berlebaran setengah badan’’
LEBARAN [11]
mari kita rayakan
hari kemenangan
agar bisa sabar menikmati
hari-hari kekalahan
2010
0 urun rembug:
Post a Comment